Waste Water Tretment Plant



Sistem Pengolahan Air Limbah (WasteWater Treatment Plant)
  

  • Pengolahan Awal (Pretreatment)

Pengolahan awal (Pretreatment) dilakukan untuk mengurangi beban pengolahan utama. Pengolahan awal yang umum dilakukan terdiri atas:
·         Pemisahan kotoran kasar
·         Balancing
·         Equalisasi
Pemisahan kotoran kasar dilakukan untuk mencegah bahan tersebut masuk ke sistem pengolahan utama, dan menyebabkan kerusakan pada peralatan mekanis. Methoda pemisahan dan alat yang digunakan tergantung pada kapasitas dan jenis pengotor yang mungkin ada di dalam air limbah. Pemisahan ini umumnya dilakukan dengan alat sederhana, namun dapat juga dilakukan dengan peralatan mekanis yang beroperasi secara otomatis.
Proses balancing dilakukan untuk mencegah fluktuasi debit aliran limbah ke dalam sistem pengolahan, dan menjaga agar sistem pengolahan tetap bekerja pada periode yang lebih panjang. Proses ini dilakukan dengan menyediakan tangki penampung air limbah, sebelum diolah. Besarnya tangki penampung tergantung pada pola pembuangan air limbah, dan kapasitas  maksimum pembuangan.
Proses ekualisasi dilakukan untuk mengurangi fluktuasi kadar pencemar dalam air limbah, yang masuk ke dalam sistem pengolahan. Apabila proses produksi memiliki kemungkinan membuang limbah yang jauh lebih pekat dari limbah normal, sebaiknya disediakan tangki penampung terpisah untuk limbah pekat tersebut.


  • Pengolahan Primer (Primary Treatment)

Pengolahan primer (primary treatment) dilakukan dengan proses kimia-fisika. Tahapan proses dan kondisi operasi pengolahan primer tergantung pada karakteristik air limbah. Proses pengolahan primer yang baik akan menghasilkan air limbah yang jernih, netral, dan tidak mengandung logam berat. Proses yang umum untuk pengolahan primer ini terdiri atas:
·         Proses pengendapan/ presipitasi
·         Koagulasi-flokulasi
·         Sedimentasi/ floatasi
Proses pengendapan/ presipitasi harus dilakukan apabila ada bahan berbahaya terlarut, yang dapat diendapkan dengan penambahan kimia tertentu. Pengolahan logam (plating, galvanizing,izin pickling, dll.) selalu menghasilkan limbah yang mengandung logam berat terlarut. Logam tersebut pada umumnya diendapkan sebagai hidroksida. Beberapa jenis logam (seperti Pb, campuran Ni dan Cr) tidak dapat diendapkan secara efektif sebagai hidroksida. Pada kondisi ini, penggunaan bahan kimia khusus diperlukan.
Koagulasi dan flokulasi dilakukan untuk mengikat partikel halus yang terdispersi di dalam air limbah menjadi partikel yang lebih besar, agar mudah dipisahkan dengan sedimentasi/ floatasi. Proses ini secara  prinsip tidak berbeda dengan proses pengolahan air bersih, namun pada umumnya memerlukan dosis bahan kimia yang lebih besar.
Kotoran terdispersi dalam air dapat dipisahkan dengan cara sedimentasi atau diapungkan (floatasi). Apabila pengotor memilikikecenderungan untuk mengendap, pada umumnya proses sedimentasi lebih mudah, dan hasilnya lebih baik. Proses floatasi sebaiknya dilakukan terhadap pengotor yang memiliki kecenderungan untuk mengapung maupun melayang. Proses pengapungan ini dapat dibantu dengan mengikat partikel kotoran dengan gelembung udara, dalam alat yang disebut dissolved air flotation (DAF).


  • Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)

Pengolahan sekunder (secondary treatment) dilakukan dengan menggunakan mikroba sebagai mesin. Pengolahan sekunder ini sangat umum untuk digunakan untuk mengatasi pencemar air limbah yang terdiri atas:
·         Bahan organik (terukur sebagai BOD & COD)
·         Senyawa nitrogen (NH3, NO2, NO3)
·         Senyawa phosphat
Bahan organik yang harus diolah secara mikrobiologi adalah bahan organik terlarut. Bahan organik padat maupun bahan organik cair yang bisa terpisah, sebaiknya diolah secara kimia-fisika. Proses mikrobiologi relatif lambat apabila dibandingkan dengan proses kimia-fisika, dan memerlukan tempat yang lebih besar. Model bioreaktor dan jenis mikroba yang digunakan harus dipilih berdasarkan jenis limbah, konsentrasi, kapasitas, kemudahan operasi, dll.
Senyawa nitrogen pada kadar rendah diperlukan oleh mikroba, sebagai nutrient. Apabila kadar senyawa nitrogen cukup tinggi, senyawa ini harus didegradasi menjadi N2. Sebelum didegradasi, amoniak harus dioksidasi menjadi nitrite (NO2) atau nitrat (NO3), dengan bakteri nitrificant. Nitrite dan nitrat dapat digunakan sebagai oksidator untuk memecah senyawa organik oleh bakteri denitrificant.
Phosphate dalam bentuk senyawa sederhana lebih efektif diendapkan secara kimiawi. Apabila phosphate tidak dapat diendapkan secara kimia, harus diikat dengan bakteri khusus, yang disebut bakteri pengakumulasi phosphate.


  • Penyaringan Lumpur (Sludge Dewatering)

Di dalam peraturan mengenai pengolahan air limbah dinyatakan bahwa lumpur hasil pengolahan air limbah, tidak tergantung jenis limbahnya maupun jenis pengolahannya, digolongkan sebagai limbah B3. Baik pengolahan primer maupun pengolahan sekunder akan menghasilkan lumpur. Karena digolongkan sebagai limbah B3, maka lumpur ini harus ditangani oleh fihak yang memiliki jin dan alat khusus untuk pengolahan limbah B3. Karena mahalnya pembuangan limbah B3, maka kita perlu mengurangi jumlahnya secara efektif. Proses yang umum dilakukan terhadap lumpur adalah penyaringan. Alat yang paling banyak digunakan untuk penyaringan lumpur adalah filter press dan belt press.
Filter Press merupakan alat yang beroperasi secara Batch. Proses dimulai dengan kondisi filter kosong, dan lumpur dipompa melewati filter tersebut. Tekanan operasi filter umumnya sekitar 5-7 bar. Padatan akan tertahan pada kain filter, sementara air akan mengalir keluar. Setelah kain filter penuh, filter Press dibuka, dan padatan dikeluarkan dari filter. Selama proses filtrasi, tidak ada bagian filter yang bergerak, maka secara mekanis alat ini lebih sederhana, sehingga perawatan dan pengoperasiannya paling mudah. Kadar air di dalam padatan pada filter Press ini adalah yang paling rendah, dibanding sistem dewatering yang lain.
Belt Press umumnya digunakan apabila lumpur yang harus diproses cukup banyak. Alat ini beroperasi secara kontinu. Selama proses filtrasi, lumpur dipompa melewati filter, air dan padatan terus menerus keluar dari filter. Proses filtrasi dilakukan pada permukaan bel yang terus berputar.